Home » News » Jalan Tol » Kenaikan Tol Cikampek

Kenaikan Tol Cikampek

Eko Sodikul March 15, 2024

Pemerintah baru-baru ini mengumumkan rencana untuk menaikkan tarif tol di beberapa ruas jalan tol di Indonesia. Rencana ini telah disambut dengan reaksi beragam, dengan beberapa pihak mendukung dan pihak lain menentang keputusan tersebut.

Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Mufti Mubarok memperhitungkan kebijakan PT Jasa Marga( Persero) Tbk. menaikkan tarif Jalur Tol Jakarta- Cikampek kurang pas. Sebagaimana diberitakan lebih dahulu, tarif tol tersebut naik mulai 9 Maret 2024.

Mufti menuturkan, peningkatan tarif tol wajib diiringi peningkatan sarana serta mutu layanan yang optimal. Apalagi, akumulasi alokasi revisi jalur butuh dicoba buat memencet angka musibah.

Mufti berkata, Jasa Marga wajib memikirkan keadaan ekonomi warga saat sebelum melaksanakan penyesuaian tarif tol. Lagipula, bagi Mufti, sarana jalur tol dikala ini masih belum optimal.

Lebih dahulu, Vice President Corporate Secretary and Sah PT Jasamarga Transjawa Tol( JTT) Ria Marlinda Paallo berkata peningkatan tarif tol diperlukan buat membenarkan hawa investasi jalur tol yang kondusif, melindungi keyakinan investor serta pelakon pasar terhadap industri jalur tol yang prospektif di Indonesia. Tidak hanya itu, menjamin tingkat of service pengelola jalur tol senantiasa cocok dengan Standar Pelayanan Minimum( SPM) jalur tol.

Tarif Terbaru Tol Cikampek

Adapun besaran penyesuaian tarif integrasi jarak terjauh dengan sistem terbuka pada Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan Jalan Layang Mohamed Bin Zayed (MBZ) adalah sebagai berikut:

  1. Golongan I : Rp 27.000 (semula Rp 20.000)
  2. Golongan II dan III : Rp 40.500 (semula Rp30.000)
  3. Golongan IV dan V : Rp54.000 (semula Rp40.000)

Peningkatan tarif tol tersebut lalu direspons warga lewat media sosial. Kala Jasa Marga mengantarkan paparan kinerja pada 2023 di Instagram formal@official. jasamarga pada 5 Maret 2024, beberapa warganet mengantarkan keluhan di kolom pendapat.

Sedangkan itu, Direktur Bisnis PT JTT Pratomo Bimawan Putra mengklaim Tol Jakarta- Cikampek terintegrasi dengan Jalur Layang MBZ memangkas waktu tempuh ekspedisi lebih dari 60 persen. Dalam perhitungannya, pengguna jalur hendak menempuh ekspedisi mengarah Purwakarta dengan jarak dekat 87, 7 kilometer dengan waktu tempuh 1 jam 7 menit. 

Bila dibanding dengan ekspedisi mengarah Purwakarta tanpa memakai jalur tol, pengguna jalur hendak menempuh jarak 98, 1 kilometer lewat Jalur Pantura dengan waktu tempuh3 jam 2 menit.

pula mengklaim Jalur Tol Jakarta- Cikampek yang terintegrasi dengan Jalur Layang MBZ jadi pemecahan buat mengurai kepadatan kendaraan.

Karena bila dilihat dari infrastrukturnya, Jalur Layang MBZ selama 38 Kilometer yang membentang dari Kilometer 10 sampai Kilometer 48 ini sediakan 2 lajur ditambah bahu jalur di kedua sisinya, baik arah Jakarta ataupun arah Cikampek.

Dampak Ekonomi

Kenaikan tarif tol dapat berdampak signifikan terhadap perekonomian. Di satu sisi, dapat menghasilkan tambahan pendapatan bagi pemerintah, yang dapat digunakan untuk mendanai proyek infrastruktur dan layanan publik lainnya.

Pendapatan tambahan ini juga dapat digunakan untuk pemeliharaan dan peningkatan jalan tol yang ada, sehingga meningkatkan keamanan dan Hal ini dapat menyebabkan peningkatan harga barang dan jasa, serta mengurangi daya beli konsumen. Selain itu, kenaikan tarif tol dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dengan mempersulit mobilitas barang.

Implikasi Sosial

Kenaikan tarif tol juga dapat menimbulkan implikasi sosial yang signifikan. Bagi masyarakat berpenghasilan rendah, kenaikan tarif tol dapat menjadi beban keuangan yang berat.

Hal ini dapat menyulitkan mereka untuk mengakses layanan penting seperti pendidikan, layanan kesehatan, dan pekerjaan.

Selain itu, kenaikan tarif tol dapat memperburuk ketimpangan sosial dengan memberikan keuntungan yang tidak proporsional kepada masyarakat kaya yang lebih mungkin mampu membayar tarif yang lebih tinggi.

Hal ini dapat menyebabkan meningkatnya kesenjangan antara kelompok pendapatan yang berbeda.

Eko Sodikul

Tim Neuversity School of Software Engineering | sidikul.com

Leave a Comment

Artikel Terkait