Home » Tips » Mengetahui Sejarah Papua Bersengketa dengan Belanda

Mengetahui Sejarah Papua Bersengketa dengan Belanda

enconetsec August 20, 2022

Mengetahui Sejarah Papua Bersengketa dengan Belanda – Pada Konferensi Meja Bundar atau KMB pada 27 Desember 1949 Sejarah Papua berawal dari penyerahan kedaulatan Belanda kepada Indonesia. Namun, bangsa belanda Ingin supaya Papua menjadi negara Merdeka dan Indonesia ingin mencaplok bekas Hindia Belanda.

Negosiasi tidak membuahkan hasil, dan Uni Belanda-Indonesia dibubarkan pada Agustus 1954. Masalah ini dibawa ke Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1954, 1955, 1957, dan 1960. Pada September 1961, Majelis Umum PBB menolak usulan Belanda untuk menempatkan Papua Barat di bawah perwalian PBB.

Dan sekitar 2januari 1962 presiden Sukarno membentuk sebuah Komando Mandala untuk menduduki Papua. Belanda menyetujui negosiasi tersebut, dan pada 15 Agustus 1962, Perjanjian New York ditandatangani, yang mengatur penyerahan kendali Papua kepada UNTEA. Indonesia diwajibkan untuk melaksanakan Undang-Undang Pilihan Bebas (PEPERA) yang menentukan status Papua.

Sejarah Papua Bersengketa dengan Belanda

Pada 1 Oktober 1962, Belanda menyerahkan kekuasaan kepada UNTEA, dan pada 31 Desember 1962, Indonesia memperoleh kendali hukum atas Papua. Papua diserahkan sepenuhnya pada 1 Mei 1963, dan dalam referendum tahun 1969, penduduk Irian Barat memutuskan untuk tetap berada di Indonesia.

Era Prakolonial (200 M–1500 M)

Sekitar tahun 200 M, Claudius Ptolemeus menyebut Papua Labadios, tetapi asal usulnya tidak jelas. Pada akhir tahun 500-an M, orang Tionghoa menyebutnya Tungki, berdasarkan deskripsi wilayah penghasil rempah-rempah oleh pedagang Ngaw Yu Kuan.

Pada tahun 600M Kerajaan Sriwijaya menyebut jangi yang diduga bahwa nama “Tungki” dan “Janggi” yang muncul dalam Kelutagama karya Mpu Prapanka tahun 1365 merupakan kesalahan ejaan dari nama-nama yang sudah digunakan oleh pedagang Tionghoa Chun Chok Kwan ketika beliau mengunjungi Tidore dan Papua.

Pada abad ke-14, Majapahit menyebut Semenanjung Wuniang “Memudar” dan Kuay “Gaul”. Nama Papua berasal dari kata Tidore “papu-wa”, yang berarti “tidak bersatu”, yang menunjukkan bahwa wilayah tersebut tidak memiliki penguasa.

Abad Ke- 15 pedagang muslim dari Asia tenggara menjalin Hubungan perdaganga dengan Papua yang akhirnya mempengaruhi masyarakat sampai abad ke-17. Banyak pemimpin di Raja Ampat diberi gelar oleh Kerajaan Tidore, yang mencerminkan pengaruh politik dan perdagangan kerajaan tersebut. Periode Modern (1900-sekarang).

Setelah mendeklarasikan kemerdekaan, Indonesia mencari dukungan militer dan diplomatik melalui Perjanjian Linggarjati (1946), Perjanjian Renville (1948), dan Perjanjian Roma-Reruntuhan (1949).

Dalam rapat Badan Penyelidik Usaha-Usaha Rakyat Indonesia (BPUPKI) yang diselenggarakan pada 11 Juni 1945, Muhammad Hatta menolak intervensi Papua dan menekankan perlunya menyerahkan Papua kepada rakyat Papua. Sampai tahun 1956, Papua sebuah koloni belanda yang merupakan bagian provinsi Maluku. Pendirian Kantor Irian oleh Cyrus Babali menandai dimulainya Pemerintahan Provinsi Irian Barat.

Pada tahun 1945, Perwira Residen J.P. van Eekud mendirikan Sekolah Bester, dengan Atmoprasojo sebagai kepala sekolah. Atmoprasojo mendorong para siswa untuk menentang penjajahan Belanda dan mengubah nama negara Papua menjadi Irian, sebuah akronim untuk “Lawan Belanda dan Ikut Republik Indonesia”.

Pada 25 Desember 1945, sebuah rencana pemberontakan terungkap di Desa Harapan, dan Belanda menangkap beberapa calon pemberontak, termasuk Atmoprasojo. Pada 16 Juli 1946, Frans Kayseb mengumumkan bahwa dalam sebuah konferensi diMarino nama negara Papua akan diubah menjadi Irian.

Pemberontakan untuk pembebasan Atmoprasojo berakhir dengan kegagalan pada 17 Juli 1946 dan 17 Agustus 1947 PPI didirikan dan pemberontakan diPulau Biak berakhir 19 Maret 1948.

Pada Konferensi Meja Bundar (KMB) yang diadakan di Den Haag pada 23 Agustus 1949, kemerdekaan Indonesia dari Aceh hingga Ambon diakui, dan status Irian Barat dibahas.

Konstruksi Rumah Honai

Secara umum, struktur rumah Hounai terdiri dari tiga bagian: bangunan bawah, bangunan tengah, dan bangunan atas.

Struktur Bawah

Struktur bawah mengacu pada fondasi dan semua struktur di bawah permukaan tanah, seperti pilar, sistem pengikat, dan konstruksi lantai. Lantainya terbuat dari jerami atau rumput kering dan diganti secara berkala jika kotor atau rusak.

Lantai berlapis jerami ini merupakan simbol kesederhanaan bagi Suku Dani. Tdak ada kursi untuk tamu; sebagai gantinya, mereka dipersilakan duduk di lantai.

Bangunan Atas

Struktur atas mengacu pada rangka atap dan atap itu sendiri dengan ciri khas bentuk atap melengkung  mirip kubah. Atap berbentuk kerucut ini dirancang untuk melindungi rumah dari angin kencang dan dingin.

Bentuk ini juga dimaksudkan untuk melindungi permukaan dinding dari kerusakan akibat air saat hujan. Atap ini dibangun dengan menyusun lingkaran besar, yang rangkanya terbuat dari kayu yang dibakar di tanah dan kemudian diikat di bagian atas untuk membentuk kubah.

Untuk menutupi rangka atap, lapisan jerami tebal ditumpuk, yang juga memberikan kehangatan di malam hari. Hal ini dimungkinkan karena jerami ringan dan fleksibel, dan ketika ditumpuk dalam jumlah banyak, dapat mencegah slot angin masuk ke dalam rumah.

Demikian penjelasan tentang Mengetahui Sejarah Papua Bersengketa dengan Belanda semoga bermanfaat, terimakasih.

Leave a Comment

Artikel Terkait